Halo Sobat ! | Members area : Register | Sign in
About me | SiteMap | Arsip | Terms of Use | Dcma Disclaimer
Read more: http://yuliabloggerindonesia.blogspot.com/2012/10/cara-membuat-judul-berjalan-bergantian.html#ixzz2a2ga6oDr
Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info
ardan 46. Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman

Translate

YAMAH RXZ 190CC SANG JUARA............

Sabtu, 06 April 2013


Konon, Yamaha RX-Z ini terkenal liar dan tidak sembarang orang yang bisa mengendalikannya di ajang kebut lurus resmi 201 meter. Main di kelas Sport 2-Tak Tune Up 140 cc, pacuan ini telah berulang kali menorehkan waktu tercepat.

Bersama joki Fandi P. Novian yang membela tim Marcelio Frog,z VRG asal Semarang, Jawa Tengah, RX-Z ini menorehkan waktu 7,4 detik. Bahkan, menjadi yang tercepat di event drag bike yang digelar di kota Jepara, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.

“Tidak sembarang joki yang mampu menaklukkan motor ini. Hanya aku dan Eko Codox yang bisa mengenal karakternya,” buka joki yang lebih beken dengan nama Fandi Pendol ini. Best time yang pernah dicatatkan oleh motor ini 7,3 detik saat dikendarai Eko Codox.

Berkat racikan tangan dingin Yusron, besutan ini konsisten bermain di jalur juara. Rahasia apa yang tersembunyi di balik tampang motor yang dikelir orange ini, mari kita kupas.

“Yang pasti RX-Z telah dibekali dengan komponen-komponen berkualitas racing. Jadi, tinggal memaksimalkannya saja,” beber Yusron, sang mekanik. Sport yang aslinya mengusung volume silinder 132 cc ini, mempunyai torsi yang besar. Hal tersebut, didapatkan dari panjang stroke dan diameter piston yang terpautnya hanya sedikit. Untuk stroke RX-Z bermain di 54 mm dan diameter seher standar menyentuh angka 56 mm.

“Sehingga dari data tersebut karakter RX-Z sebenarnya motor yang susah untuk diajak berakselerasi, disini kita harus lakukan ubahan pada mesinnya,” tambahnya. Untuk langkah yang pertama, diameter piston coba dibesarkan. Dengan melakukan oversize sebesar 0,75 mm, kapasitas mesin jadi 138 cc.

Untuk mendapatkan akselerasi yang liar, perlu dilakukan pemapasan kepala silinder. Hal tersebut bertujuan untuk menaikkan rasio kompresi mesin. Dengan perbandingan kompresi yang tinggi, mesin akan cepat mencapai putaran tinggi.

Kepala silinder dilakukan pemapasan setebal 0,7 mm, tujuannya untuk mendapatkan memampatan pada ruang bakar yang lebih padat. “Untuk mendapatkan kinerja yang mantap pada putaran bawah, maka ruang bakar dibuat lebih sempit dengan cara melakukan pemapasan pada kepala silindernya. Sehingga didapatkan perbandingan kompresi lebih tinggi dari standar,” bilang Sang Mekanik.

Langkah berikut yang dilakukan memperbesar lubang transfer. Lubang transfer dilakukan porting 2,5 mm untuk memperlancar bahan bakar yang masuk.Hal ini dilakukan karena katup buluh menggunakan produk V-Force 3 yang mampu membuka lebih lebar.

Untuk lebih memaksimalkan pembakaran, pengapian diseting ulang. Mengandalkan komponen dari Special Engine. “Magnet dan koil diambilkan dari Yamaha YZ125,” tambah Adryan Pratama salah satu crew Marcelio Frog,z.

DATA MODIFIKASI
Knalpot: KDX
Karburator: Keihin PWK 38
 

mio 200cc jawara tomo speed shop

Jumat, 05 April 2013

Seher atau piston CBR kembali berjaya untuk adu kebut lurus aje. Seperti di Yamaha geberan M. Ramji dari Tomo Speed Shop yang juara 1 kelas matik tune-up s/d 200 cc. Pada Day Batlle Enduro KYT Drag Bike di Lanud Wiriadinata, Tasikmalaya, Minggu lalu.

Piston CBR memang ringan. Selain itu bentuknya sudah seperti racing. Lebar badan piston yang bersentuhan langsung dengan boring hanya sedikit. Dengan begitu, gesekan jadi ringan.

Enaknya lagi piston CBR punya ring piston yang tipis. “Jelas mengurangi gesekan dengan liner dan tidak menyedot power mesin,” jelas Utomo Tjioe, bos Tomo Speed Shop yang menurunkan 4 motor di drag bike yang liputannya ada di halaman 23 edisi ini.

Piston CBR150 yang digunakan oversize 50. “Tepatnya ukuran diameter seher jadinya 64 mm,” jelas brother beken dipanggil Tomo yang selalu dekat dengan Otoy dari Banana Speed itu.

Seher CBR150 yang digunakan sengaja hanya yang 64 mm. Karena seher yang asli pabrik Honda maksimal sampai oversize 100. Lebih dari itu piston CBR palsu itu. Karena Honda tidak mengeluarkan oversize segede itu.

Supaya lebih enteng, diperingan lagi. “Caranya badan seher dilubangi. Sekalian untuk membantu pelumasan,” ucap Tomo yang berkacamata itu.

Kemudian kepala seher dipapas bagian pinggirnya. “Supaya mendem 0,3 mm setelah naik stroke 3 mm,” jelas Otoy yang mendampingi Tomo.

Kenaikan stroke ini didapat dengan cara mudah. Cukup dengan menggunakan pen stroke 1,5 mm. Berarti kini stroke total bisa diketahui. Stroke standar 57,9 mm + 3 mm = 60,9 mm. Dengan begitu, kapasitas silinder kita bisa tahu. Dari diameter seher 64 mm dan stroke 60,9 mm. Maka volume silinder jadinya 195,8 cc.

Untuk kepala seher juga bagian pinggirnya dibikin sudut. Agar ketemu dengan squish di kepala silinder yang dibentuk sudut juga. Namun Tomo tidak tahu sudut kemiringan ini. Maklum head dibuat di Thailand.

Head buatan Thai ini mengusung klep 31/27 mm. Ukurannya rada aneh memang. Sebab biasanya menggunakan klep EE yang berukuran 31/25,5 mm. Menurut Tomo, dari sananya begitu. Jadi, gak tahu teorinya.


Di ruang bakar juga ada yang aneh. Kalau hanya dibuatkan squish sih sudah jamak. Tapi, yang ini dilengkapi nat. Seperti di ruang bakar Honda Tiger.

Jadinya kepala seher lebih mendem posisinya. Total jarak antara squish dan bagian atas seher 0,9 mm. Didapat dari pengukuran piston yang mendem 0,3 mm ketika blok dipasang. Ditambah tebal paking head 0,3 dan ditambah lagi nat 0,3 mm. Jadinya pas 0,9 mm.

Untuk suplai bahan bakar cukup menggunakan karburator Keihin PE 28 standar. Tanpa dilakukan reamer. Cukup dibarengi dengan penggunaan pilot-jet 42 dan main-jet 30 mm. Hasilnya motor ini bukan hanya juara 1. Juga sabet gelar juara 3 dan 5 di kelas yang sama dengan joki berbeda.

Kem 19/26

Satu lagi yang membuat korekan Tomo seperti meraba. Durasi bukaan klep tidak tahu. Atau jangan-jangan Tomo tidak bisa menggunakan dial gauge untuk mengukur durasi kem. Kuno banget ya?

Tomo hanya tahu ukuran pinggang kem 19 mm. Sedangkan tinggi bubungan 26 mm. “Soal buka-tutup klepnya saya tidak tahu,” cuap Tomo yang hanya menurukan motor matik di event drag bike Tasikmalaya itu.

Sepertinya motor ini buatan Thailand. Namun menurutnya dikorek di sini. Menurutnya, hanya bahan saja yang dibeli di Thailand.

Kehebatan motor ini sebenarnya bisa dijadikan acuan. Sebab, rangka hanya menggunakan pipa standar. Minim lubang pula.

Tidak seperti lawan-lawannya. Meski masing menggunakan komstir dan underbone standar, tapi bagian buritan sasis banyak yang dicustom. Bahkan ada yang sudah menggunakan bahan aluminium.
ardan memang oke xfuera