Setting Ulang Suzuki Shogun 125 SP Hasilkan 120 km/jam
MotoBike - Mengusung label SP (Special Production),
bukan berarti spesial dalam segala hal, termasuk performa. Walaupun
sudah menganut kopling manual dan beberapa fitur menarik pada tampilan,
banyak pembesutnya yang masih tidak puas dengan akselerasi bebek
lansiran Suzuki berkapasitas 125 cc ini.
Dari pabrikan, motor ini dirancang menganut perbandingan kompresi statis 9.1 : 1. Setelan klep in maupun out-nya 0,05 mm.”Plus settingan udara di karburator antara 1 ¼ sampai 1 1/5 putaran keluar, biasanya top speed cuma
tembus 110 km/jam,” ungkap Ida Bagus Teja Kencana, Service Manager
Cahaya Surya Bali Indah di Jl. By pass Ngurah Rai 110C, Kuta, Bali yang
merupakan main dealer Suzuki untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara.
Bisa gak ya dimaksimalin lagi?
DIRENGGANGKAN
Kali ini Kadek Ramayadi dari bengkel D30 yang berlokasi di Br.
Pengosekan, Ubud, Gianyar yang mencoba menjawabnya. Kebetulan ada Shogun
SP lansiran 2006 milik salah satu konsumennya yang boleh ‘diobok-obok’. Dengan catatan semua part yang digunakan harus standar ting-ting. Jangan kayak Ayu Ting-Ting yang susah nyari alamat, hehehe..
Mula-mula yang dilakukan adalah "mengukur durasi kem dan angkatan klep (gbr.1). Dari hasil pengukuran, didapatkan durasi kem in dalam
keadaan klep terangkat 1 mm adalah membuka 2° sebelum Titik Mati Atas
(TMA) dan menutup 42° setelah Titik Mati Bawah (TMB). Artinya durasi
terhitung 224° dengan lift kem 5,15 mm (gbr.2),” jelas ayah satu putri ini.
Sedangkan klep out mempunyai format pembukaan 40°sebelum TMB dan menutup 4° setelah TMA. Durasinya sama dengan kem in, yaitu 224°. Gejala yang dirasakan kala berakselerasi dengan setelan pabrik itu, power pada tiap perpindahan gigi agak sedikit drop. Untuk mencapai top speed juga rasanya cukup lama.
Maka, setting ulang pun dilakukan. Setelan klep diubah. Pertama dicoba clearance 0,09 mm untuk klep in dan out. Sementara kombinasi pilot dan main jet masih 12,5 dan 92 (gbr.3) dengan setelan udara 1 1/5 putaran keluar.
Motor pun kemudian dites berakselerasi. Hasilnya, power motor dirasakan lebih bagus dari sebelumnya, akselerasi lumayan cepat dan top speed bisa
mencapai 115 km/jam. Namun ada yang dirasa masih kurang, yakni tiap
perpindahan gigi nafas motor terasa lebih pendek-pendek walupun
akserasinya agresif.
Hal tersebut bisa disebabkan karena setelan udara terlalu kering. Maka
Kadek, sapaan akrab pria berbadan bongsor ini pun kemudian mengubah
sedikit setelan udara dari semula 1 1/5 menjadi hanya 1 putaran membuka (gbr.4).